Semua Ada di Sini
Aku tak suka dibanding-bandingkan dengan orang lain. Aku ya aku, kakakku ya kakakku, tetangga sebelah ya tetangga sebelah, jangan paksa aku sama seperti mereka karena aku ya aku, aku bukan mereka, lagipula mereka juga bukan aku jadi mau bagaimanapun aku tetaplah aku, bukan dia, mereka atau yang lainnya karena aku adalah aku, hanya ada satu aku, tak ada aku yang lainnya selain aku.
Ngomong2 soal kakak aku jadi sedih, mungkin aku bukan adiknya lagi, atau mungkin dia sudah punya penggantiku, atau mungkin dia lelah punya adik bodoh sepertiku.
Sesibuk apapun seseorang itu, kalau dia menganggap kita berarti tentu saja dia akan berusaha meluangkan sedikit waktunya untuk membalas pesan-pesan kita. Jika sms, messenger, BBM, WA dan lain sebagainya tak ada satupun yang dibalas, berarti kita sangat tidak penting baginya. Jika sudah begitu, jalan satu-satunya adalah menyerah, cari kesibukan lain daripada membuang-buang waktu untuk orang yang tak menganggap kita ada. Jadi aku menyerah..
Di antara kami berdua, kakakku selalu benar, berbeda dengan aku yang selalu salah. Itu sudah jadi hukum alam di rumah, bahkan orang lain juga mengakui kalau kakakku jauh lebih baik daripada aku. Berbeda dengan aku yang sombong dan angkuh, kakakku sangat ramah, sopan dan baik hati. Dengan kata lain, kakakku mewakili warna putih yang bersih, sedangkan aku mewakili warna hitam yang kelam.
(liat kalender) Wih, ternyata besok Senin yah, wah parah..
Jadi sekarang Minggu, kemarin Sabtu, dua hari lagi Selasa, terus besoknya lagi Rabu, wah parah banget, kenapa hari sial yang menyialkan selalu datang tiap minggu??
Ngomong-ngomong soal hari sial, kemarin juga hari sialku. Jadi kalau dihitung, empat dari tujuh hari dalam seminggu adalah hari sial yang menyialkan. Contohnya kemarin, gara-gara ulangan ~a~a~ yang hasilnya alhamdulillah ancur lebur itu, kakiku sampai sekarang masih sakit, pulang sekolah juga tiba-tiba sakit perut, mungkin karena keracunan soal yang kecilnya minta ampun plus liat wajah orang gak modal itu yang bikin sakit mata.
Untung ada Kisumai yang selalu bisa menghibur saat hati diliputi rasa 'pengen bakar rumah orang'. Untung juga ada kucing yang selalu menanyakan 'bagaimana harimu Nichen?' dengan suara cemprengnya yang khas, meskipun mungkin itu hanya basa-basi sebelum mengatakan 'aku lapar, cepat buatkan aku makanan'. Arrgghh..
Komentar
Posting Komentar