Pernikahan Adalah Tai Kebo Paling Gede Sedunia

Ya, tai kebo. Itulah persamaan yang paling cocok dengan pernikahan. Bagi banyak orang, tai kebo, maksudku pernikahan, adalah sesuatu yang indah dan sangat diimpi-impikan. Padahal tai kebo adalah jalan menuju kehidupan yang benar-benar baru, berusaha menjadi orang baru bersama orang baru dalam suasana baru dengan hal-hal baru berbau tai kebo lainnya.

Bagaimana mungkin kita tetap menjaga kebiasaan lama kita saat orang yang kita puja membenci hal itu? Tentu saja kita harus tampil menjadi pribadi yang baru. Jika ada yang bilang, "Cinta itu menerima kita apa adanya dengan segala kekurangan kita," hhh ayolah, itu hanyalah kalimat bodong yang menjanjikan kebahagiaan semu belaka. Jika cinta memang apa adanya, mengapa kita harus begini harus begitu tak boleh begini tak boleh begitu? Itu suami atau tuhan? Kok harus menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya?

Ungkapan lain yang menyatakan bahwa love is blind alias cinta itu buta juga tai kebo! Cinta itu tidak buta, cinta bisa membedakan siapa yang cantik siapa yang kurang cantik, siapa yang berduit siapa yang kurang berduit, intinya cinta itu bisa melihat dengan jelas. 

Untuk para pemuda pengumbar kata-kata cinta, sadarlah, pernikahan itu bukan hanya seputar kesenangan dan bermesra-mesraan. Pernikahan tidak sebercanda itu. Pernikahan butuh kesiapan finansial, mental, ketulusan, kejujuran, dan kepercayaan yang kuat. Ya benar, finansial itu nomer satu! Bukan hanya dalam pernikahan, segalanya memang akan menjadi lebih mudah jika kita punya dukungan finansial yang kuat. 

Ada satu kalimat bangsat yang membuat masa depan banyak wanita hancur, yaitu saat seorang laki-laki berkata bahwa wanita itulah satu-satunya harta yang ia miliki, lalu memintanya untuk selalu mendampinginya, menghadapi segala kesusahan dan kesengsaraan bersama. Hey bung, berpikirlah bagaimana orangtua si wanita bekerja keras untuk membuat putri kecilnya tertawa, memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya agar ia bahagia, sementara kau yang memetik hasilnya malah mengajaknya hidup menderita. Ayolah, apa otakmu tidak lagi berfungsi? 

Lalu, tentang perlakuanmu pada istrimu yang menurutmu menyebalkan, membentak bahkan memukulnya, sungguh perbuatan yang tak bisa dimaafkan. Istri memang bukan ratu bagimu, tapi dia adalah putri bagi setiap orangtuanya. Mereka memperlakukannya dengan sangat baik, sementara kau memperlakukannya seperti seorang pembantu. 

Mau bagaimana lagi, pernikahan memang tidak selalu berujung pada kebahagiaan. Tiap hari bertengkar, tiap hari saling menjelekkan, ada yang membentak, ada yang menangis, sungguh, hal-hal begitu sepertinya memang terjadi hampir di seluruh pernikahan. Jangan menganggap pernikahan itu masalah enteng, banyak yang menderita dalam waktu yang lama dan berakhir tragis di meja hijau atau bahkan pemakaman hanya karena pernikahan. Sungguh membangsatkan!

Tak masalah jika suatu pasangan tai kebo itu tak punya anak. Jika punya, sungguh kasihan anak-anak mereka. Anak-anak yang sejak kecil terbiasa melihat pertengkaran kedua orangtuanya, saat besar pun akan berperilaku sama. Mereka sebagai anak broken home, jika berkeluarga juga akan mewarisi sikap yang sama, sungguh rangkaian takdir yang menyedihkan. Banyak juga yang trauma dan memutuskan untuk tidak berkeluarga, tapi itu justru lebih menyedihkan. Ia yang kesepian sejak kecil, harus menanggung pedihnya kesendirian sampai mati. Bukankah tidak menyenangkan mati dalam kesendirian? Setidaknya, temani aku di saat-saat terakhirku. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKA-TEKI BERANTAI

Pesan Tersembunyi di Balik Lagu Bintang di Surga

Pahlawan Sejati yang Tak Dikenal Sampai Mati